- Bank-bank di India telah memperkenalkan cashback dan hadiah untuk memacu transaksi e-rupee di negara tersebut.
- Bank-bank besar seperti HDFC dan pemberi pinjaman kecil seperti Yes Bank dan IDFC First Bank telah memperkenalkan insentif tersebut.
- E-rupee, yang diluncurkan tahun lalu, kesulitan mencapai target transaksi yang ditetapkan oleh Reserve Bank of India.
Bank-bank di India mengumpulkan upaya untuk meningkatkan popularitas dan penggunaan e-rupee, mata uang digital bank sentral yang diluncurkan oleh Reserve Bank of India, lapor outlet berita lokal, mengutip tiga sumber. Perkembangan terakhir ini terjadi seiring dengan upaya bank sentral untuk menarik pengguna dan mendorong transaksi.
Menurut laporan tersebut, bank-bank telah memperkenalkan insentif tertentu, seperti cashback dan hadiah, untuk meningkatkan penggunaan e-rupee. Sumber tersebut mengatakan manfaat ini serupa dengan apa yang biasanya ditawarkan bank pada kartu kredit dan debit.
Laporan tersebut mencatat bahwa HDFC Bank, pemberi pinjaman swasta terbesar di India, telah memberikan insentif tersebut untuk memacu peningkatan transaksi e-rupee, menurut Parag Rao, seorang eksekutif puncak di bank tersebut. Namun, Rao tidak memberikan rincian spesifik mengenai penawaran insentif tersebut.
Juga, perusahaan kecil seperti Yes Bank dan IDFC First Bank juga mengikuti langkah serupa dengan memberikan insentif serupa. Itu termasuk poin hadiah yang dapat ditukarkan dengan persewaan mobil, isi ulang telepon dan cashback melalui FastTag, sistem pengumpulan tol. Juru bicara Yes Bank mengatakan insentif tersebut merupakan bagian dari strategi digital bank untuk mendorong adopsi.
Selain itu, laporan tersebut mencatat bahwa bank lain, seperti Union Bank dan ICICI Bank, juga diperkirakan akan memberikan insentif serupa. Namun, penting untuk dicatat bahwa bank akan mendanai sendiri insentif tersebut.
Setelah diluncurkan pada bulan Desember lalu, e-rupee kesulitan untuk mengambil alih. Berdasarkan laporan tersebut, transaksi token digital berkisar sekitar 25.000 per hari, jauh dari target pilihan bank sentral yaitu satu juta transaksi setiap hari pada akhir tahun.
Di pihaknya sendiri, bank sentral juga telah memperkenalkan fitur-fitur dalam upaya untuk menarik pengguna. Hal ini termasuk mengikat mata uang virtual ke jaringan pembayaran real-time yang popular di India, Unified Payment Interface (UPI).
Peluncuran CBDC mengikuti upaya serupa dari Bank Sentral lain untuk memanfaatkan ekonomi aset digital yang sedang booming. Nigeria, misalnya, telah memperkenalkan CBDC, meskipun laporan tersebut mencatat keberhasilannya terbatas. Meskipun demikian, negara-negara terus menunjukkan minat terhadap CBDC, dan banyak di antaranya bersiap untuk meluncurkannya dalam waktu dekat.
Disclaimer: The information presented in this article is for informational and educational purposes only. The article does not constitute financial advice or advice of any kind. Coin Edition is not responsible for any losses incurred as a result of the utilization of content, products, or services mentioned. Readers are advised to exercise caution before taking any action related to the company.