- Menurut Bitrace, ada risiko tinggi kontaminasi alamat pengguna oleh bot Telegram.
- Kebanyakan bot Telegram terkait dengan perjudian, pencucian uang dan penipuan.
- Bot pertukaran koin Telegram sebagian besar menggunakan stablecoin TRC-20 USDT.
Menurut Bitrace, sebuah perusahaan investasi Inggris yang berbasis di London, terdapat risiko tinggi kontaminasi alamat pengguna oleh bot Telegram yang terkait dengan perjudian, pencucian uang dan penipuan. Perusahaan tersebut memperingatkan bot pertukaran koin Telegram yang sebagian besar menggunakan stablecoin TRC-20 USDT.
Sebuah laporan baru-baru ini mengungkapkan bahwa pengguna yang menggunakan bot Telegram menghadapi risiko alamat mereka terkontaminasi oleh aktivitas jahat ini meskipun platform menyediakan fleksibilitas untuk kemudahan transaksi.
Penelitian Bitrace melaporkan bahwa beberapa penjudi menggunakan filter khusus untuk mendapatkan ID blockchain dengan kunci publik yang diinginkan. Mereka melakukannya untuk menciptakan fasad yang membentuk tampilan yang tampaknya sah untuk alamat dompet yang disusupi. Meskipun alamat tersebut tampak bersih bagi pengguna yang tidak menaruh curiga, alamat tersebut sering kali terkait dengan transaksi yang membuat pengguna lain menghadapi risiko finansial yang besar.
Menyusul peringatan Bitrace, pengguna kripto disarankan untuk berhati-hati saat berpartisipasi dalam transaksi yang melibatkan bot Telegram. Menurut platform penelitian ini, solusi yang memberikan kenyamanan dan fleksibilitas transaksi juga memiliki risiko keuangan yang lebih tinggi.
Aplikasi Telegram terkenal dengan skalabilitasnya dan memungkinkan pengguna mewujudkan banyak fungsi yang mudah digunakan, termasuk manajemen komunitas, promosi bisnis dan fungsi AI. Anggota komunitas Telegram menemukan berbagai jenis robot cerdas, terutama yang terlibat dalam transaksi bisnis.
Bitrace mengamati bahwa pair perdagangan utama yang diadopsi oleh sebagian besar bot Telegram adalah TRX/USDT, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pertukaran mata uang kecil bagi pengguna biasa di jaringan tersebut. Kelompok riset tersebut menyarankan pengguna untuk lebih waspada saat menggunakan bot Telegram untuk bertransaksi. Laporan ini juga meminta mereka untuk melakukan pendekatan terhadap lanskap digital dengan perspektif yang terinformasi, yang akan membantu melindungi kepentingan mereka dan menjaga integritas tindakan keuangan mereka.
Disclaimer: The information presented in this article is for informational and educational purposes only. The article does not constitute financial advice or advice of any kind. Coin Edition is not responsible for any losses incurred as a result of the utilization of content, products, or services mentioned. Readers are advised to exercise caution before taking any action related to the company.