- Seorang Pemilik fintech diduga mencuci ratusan juta euro melalui bursa kripto.
- Tersangka penjahat ini terkait dengan geng transnasional yang dituduh melakukan perdagangan narkoba, pencucian uang dan pembunuhan.
- Kasus ini dapat merugikan industri fintech Inggris, menurut laporan.
Caio Marchesani, pemilik perusahaan teknologi keuangan di London, diduga membantu pengedar narkoba tersebut mencuci ratusan juta euro melalui platform bursa kripto. Perusahaan fintech Marchesani diatur oleh Financial Conduct Authority dan disebut Trans-Fast Remittance, sebuah perusahaan yang menyediakan layanan pengiriman uang lintas batas.
Pihak berwenang di Belgia mengejar Marchesani sebagai bagian dari upaya mereka untuk membongkar geng transnasional. Pihak berwenang menuduh Marchesani “secara sadar dan sengaja” mengubah sejumlah besar uang menjadi Bitcoin untuk penjahat Brasil bernama Sergio Roberto De Carvalho. De Carvalho adalah subjek dari Red Notice Interpol untuk perdagangan narkoba, pencucian uang dan pembunuhan.
Menurut laporan tersebut, kasus ini dapat merugikan industri fintech Inggris dan menimbulkan kekhawatiran akan pergerakan dana gelap di seluruh dunia. Transparency International Inggris menyerukan pengawasan yang lebih ketat karena lebih dari sepertiga perusahaan uang digital berlisensi di Inggris mengibarkan “bendera merah.”
Pihak Belgia mulai melakukan penyelidikan tiga tahun lalu setelah pejabat Belanda menyita lebih dari 12 ton kokain, yang bernilai lebih dari US$283 juta. Kokain itu telah ditelusuri dan kembali ke De Carvalho. Setelah pihak berwenang memecahkan kode pesan terenkripsi, Marchesani juga dapat terlibat.
Marchesani dilaporkan mengelola 14 akun Binance dan menyimpan uang tunai untuk De Carvalho, yang karenanya dia mengenakan tarif tinggi untuk mentransfer dana. Terduga penjahat ini ditangkap pada Mei 2023 di Bandara Heathrow di Inggris, dan keputusannya akan diambil pada bulan September. Mengenai penyelidikan tersebut, juru bicara Binance menyampaikan bahwa pertukaran tersebut memberikan “bantuan operasional praktis” kepada penegak hukum.
Para penjahat tersebut diduga menggabungkan teknologi baru dengan Hawala, sistem pengiriman uang yang dikenal di Timur Tengah. Setelah pandemi COVID, penggunaan kripto meningkat karena pengiriman uang tunai menjadi lebih sulit, menurut jaksa Belgia.
Pengacara Marchesani membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa uangnya berasal dari sumber yang sah. Pembelaannya menyatakan bahwa Marchesani memiliki “bisnis berkembang yang berfokus pada makan sehat di kafe.” Bloomberg berspekulasi bahwa ini mengacu pada Acai Berry Food, di mana Marchesani adalah Chief Financial Officer dan pemegang saham 50 persen.
Disclaimer: The information presented in this article is for informational and educational purposes only. The article does not constitute financial advice or advice of any kind. Coin Edition is not responsible for any losses incurred as a result of the utilization of content, products, or services mentioned. Readers are advised to exercise caution before taking any action related to the company.