- CertiK Alert memposting pada 4 Oktober bahwa FTX Drainer telah menjembatani 5.624 ETH lainnya ke BTC.
- Hal ini menyusul serangkaian pemberitahuan berbagai aktivitas yang dilakukan peretas itu, baru-baru ini.
- Jumlah terbaru ini menambah lebih dari 30.000 ETH yang sudah dijembatani oleh FTX Wallet Drainer.
CertiK Alert, sebuah platform yang memberikan peringatan real-time tentang peretasan kripto, memposting pada 4 Oktober bahwa FTX Drainer menjembatani 5.624 ETH lainnya ke BTC. Hal ini menyusul serangkaian pemberitahuan tentang kemunculan kembali peretas itu baru-baru ini yang mencuri sejumlah besar dana dari bursa FTX yang sudah tidak beroperasi.
Peringatan baru-baru ini muncul setelah CertiK Alert memposting tentang peretas itu yang menjembatani hingga 30.000 ETH ke BTC pada 2 Oktober 2023.
Selama akhir pekan, industri kripto mengamati aktivitas baru di dompet yang terkait dengan peretas FTX yang terkenal itu. Mulai 30 September, peretas tersebut menjembatani 15.000 ETH ke BTC, menurut CertiK Alert. Sebelum peristiwa itu, pergerakan dana terakhir yang terkait dengan peretas terjadi pada November 2022.
CertiK Alert memposting bahwa peretas itu menggunakan teknik pencucian uang yang melibatkan peel chain, di mana pengguna mengirimkan dana melalui beberapa dompet dengan jumlah kecil yang terputus pada setiap transaksi. Pada tanggal 2 Oktober, FTX Wallet Drainer telah menggunakan lebih dari 80 dompet Bitcoin dalam proses bridge.
Khususnya, peretas itu memperbarui aktivitas dana curiannya hanya beberapa hari sebelum Sam Bankman-Fried (SBF), mantan CEO FTX, dijadwalkan untuk diadili atas tuduhan penipuan. Waktu kemunculan kembali peretas tersebut menimbulkan rasa ingin tahu di antara banyak pengguna kripto. Namun, hingga tulisan ini dibuat, belum ada konfirmasi bahwa hal tersebut ada hubungannya dengan SBF atau jadwal sidang.
Meski kekurangan konfirmasi, pengguna tetap penasaran dengan kejadian seputar dana curian tersebut. Waktu pencurian dan bagaimana hal itu terjadi telah membuat banyak peserta kripto mencurigai adanya pekerjaan orang dalam dari seseorang dalam lingkup FTX.
Setelah pencurian pada November 2022, tim FTX menggambarkannya sebagai peretasan di channel Telegramnya. Tak lama kemudian, FTX mengubah ungkapan insiden tersebut menjadi “akses yang tidak sah.” Hal ini membuat pengguna curiga mungkin ada orang dalam yang mengendalikan dompet FTX di balik pencurian tersebut.
Disclaimer: The information presented in this article is for informational and educational purposes only. The article does not constitute financial advice or advice of any kind. Coin Edition is not responsible for any losses incurred as a result of the utilization of content, products, or services mentioned. Readers are advised to exercise caution before taking any action related to the company.