Hamster Kombat Dibanting, Anggota Parlemen Rusia Ingin Dilarang

Last Updated:
Hamster Kombat Slammed, Russian Lawmaker Wants it Banned
  • Anggota parlemen Rusia Anatoly Aksakov menyerukan larangan Hamster Kombat.
  • Aksakov mengatakan bahwa game Telegram yang viral memiliki ciri-ciri penipuan.
  • Anggota parlemen itu juga menambahkan bahwa Duma Negara akan segera membahas masalah tersebut.

Game Telegram viral Hamster Kombat telah dikecam sebagai penipuan oleh Anatoly Aksakov, kepala Komite Perbankan Duma Negara Rusia. Anggota parlemen Rusia mengadvokasi larangan permainan tap-to-earn, menegaskan bahwa proyek kripto menargetkan mereka yang ingin menjadi kaya dengan cepat dan, sebagai hasilnya, memanipulasi pikiran pengguna.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Aksakov menyatakan bahwa Hamster Kombat menampilkan ciri-ciri skema penipuan dan menambahkan bahwa Duma Negara akan segera membahas karakteristik ini secara lebih rinci. Dia mencatat bahwa game ini menjanjikan pengembalian yang tidak konvensional kepada pemain dengan cara yang sangat mudah, menambahkan:

“Hal-hal seperti itu harus dihentikan. Menurut saya, ini jelas penipuan. Manipulasi dan penggunaan psikologi warga negara. Terutama mereka yang tidak benar-benar ingin bekerja, tetapi bermimpi bahwa mereka dapat bermain dengan usaha minimal dan menjadi kaya.”

Diluncurkan pada bulan Maret, Hamster Kombat menjadi populer menyusul kesuksesan game berbasis Telegram lainnya bernama Notcoin (NOT). Hamster Kombat mengklaim memiliki lebih dari 200 juta pemain dan lebih dari 50 juta pelanggan di kanal Telegram-nya. Selain itu, token HMSTR juga diperkirakan akan memulai debutnya pada bulan Juli, menambahkan lapisan peluang lain bagi pemain untuk menghasilkan pendapatan pasif.

Token Generation Event (TGE) untuk Hamster Kombat diharapkan pada bulan Juli dan dapat meningkatkan kehadiran game dalam skala global. Blockchain TON akan digunakan untuk acara TGE, dan airdrop juga telah direncanakan. Khususnya, pihak berwenang di Iran juga telah meneliti Hamster Kombat, menurut sebuah laporan dari Associated Press. Wakil Kepala Militer Iran, Laksamana Muda Habibollah Sayyari, menuduh bahwa permainan viral itu adalah bagian dari “perang lunak” yang tidak diinginkan terhadap negara itu karena “musuh” mencoba mengalihkan perhatian Iran dari masalah lain.

Disclaimer: The information presented in this article is for informational and educational purposes only. The article does not constitute financial advice or advice of any kind. Coin Edition is not responsible for any losses incurred as a result of the utilization of content, products, or services mentioned. Readers are advised to exercise caution before taking any action related to the company.

CoinStats ad

Latest News