- Baru-baru ini, pengadilan AS memerintahkan SEC untuk menjelaskan mengapa SEC tidak boleh dikenakan sanksi karena membuat pernyataan palsu dan menyesatkan di pengadilan.
- Pengadilan sebelumnya menuduh SEC memiliki argumen yang tidak konsisten dan gagal bertindak dengan kesetiaan terhadap hukum.
- Dalam kasus Grayscale, pengadilan pernah memutuskan SEC bertindak sewenang-wenang dan berubah-ubah.
Dalam tweet baru-baru ini, Chief Legal Officer Ripple Stuart Alderoty meningkatkan kesadaran tentang pola meresahkan yang muncul dalam litigasi keras Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) terhadap perusahaan kripto. Secara khusus, Alderoty menyoroti serangkaian keputusan pengadilan yang menjelaskan praktik SEC yang dipertanyakan dan argumen yang kontradiktif.
Contoh pertama adalah putusan pengadilan pada 12 Juli 2022 dalam kasus SEC vs Ripple. Menurut Alderoty, pengadilan AS mengkritik SEC karena menunjukkan “kemunafikan.” Pengadilan menegaskan bahwa SEC telah mengajukan argumen yang tidak konsisten dan gagal bertindak dengan “kesetiaan terhadap hukum.”
Lebih lanjut, Alderoty menyoroti bahwa dalam kasus terpisah antara SEC dan bursa Coinbase yang berbasis di AS, pada tanggal 6 Juni 2023, pengadilan menemukan bahwa SEC telah gagal memenuhi tugasnya untuk menanggapi dengan itikad baik petisi Coinbase untuk pembuatan peraturan kripto.
Selain itu, Penasihat Umum Ripple itu menunjuk pada kasus antara SEC dan Grayscale. Berdasarkan pengungkapan tersebut, pengadilan menyimpulkan pada tanggal 29 Agustus bahwa perlakuan SEC yang tidak konsisten terhadap produk serupa adalah sewenang-wenang dan berubah-ubah. Secara signifikan, bahasa hukumnya menunjukkan tindakan yang disengaja dan tidak masuk akal yang dilakukan tanpa pertimbangan yang matang, dengan mengabaikan fakta, situasi dan hak-hak pihak lain yang terlibat.
Sementara itu, Kepala Penasihat Hukum Ripple menyoroti lebih banyak masalah hukum yang dialami SEC. Dia mencatat bahwa dalam kasus SEC vs Debt Box pada tanggal 30 November 2023, pengadilan bahkan memerintahkan SEC untuk menunjukkan alasan mengapa SEC tidak boleh diberi sanksi karena membuat pernyataan yang salah dan menyesatkan ke pengadilan.
Menanggapi pengungkapan tersebut, pengacara pro-XRP Bill Morgan menyoroti bahwa tindakan SEC tampaknya merupakan antitesis dari model prinsip-prinsip litigasi yang dianut di negara lain seperti Australia.
Ia menyebutkan bahwa menjadi model litigasi dalam konteks Australia mengharuskan Persemakmuran dan badan-badannya harus bertindak dengan penuh kesopanan dan keadilan berdasarkan standar profesional tertinggi ketika berpartisipasi dalam proses hukum.
Disclaimer: The information presented in this article is for informational and educational purposes only. The article does not constitute financial advice or advice of any kind. Coin Edition is not responsible for any losses incurred as a result of the utilization of content, products, or services mentioned. Readers are advised to exercise caution before taking any action related to the company.