- Seorang mantan CEO dari bank lokal di AS kehilangan perusahaannya karena penipuan kripto.
- Seorang nasabah bank memberikan peringatan setelah CEO itu mendekatinya untuk meminta pinjaman sebesar US$12 juta.
- Pelanggan perusahaan tidak terkena dampaknya, namun para pemegang saham mengalami kerugian besar.
Seorang mantan CEO dari sebuah bank lokal di AS menenggelamkan perusahaannya setelah menggunakan uang perusahaan tersebut untuk berinvestasi kripto, yang kemudian ternyata merupakan penipuan, menurut laporan Bloomberg. Menurut laporan tersebut, tanda-tanda masalah yang dialami sang CEO muncul setelah dia meminta pinjaman sebesar US$12 juta kepada salah satu klien terkayanya.
CEO tersebut, Shan Hanes, memimpin Heartland Tri-State Bank, yang berlokasi di Kansas, AS. Laporan tersebut merinci bahwa bank tersebut sebagian besar menawarkan layanan pinjaman kepada para petani dan bisnis lokal.
Tepatnya, laporan tersebut menuduh sang CEO telah menggelontorkan uang perusahaan ke dalam investasi kripto di Hong Kong. Namun, CEO tersebut mengalami masalah dan membutuhkan dana tambahan untuk mengeluarkan uang tersebut.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa Hanes memberi tahu kliennya bahwa dia mendekati seseorang yang membantunya berinvestasi di kripto. Namun, dia mengatakan ada masalah dengan pembayaran kawat, dan dia memerlukan pinjaman US$12 juta untuk memulihkan investasinya.
Setelah upayanya gagal untuk mendapatkan uang dari salah satu klien terkaya dan menawarkan bunga pinjaman sebesar US$1 juta, masalah dalam perusahaan pun muncul. Federal Deposit Insurance Corporation mengatakan akan menghabiskan lebih dari US$54 juta untuk mengasuransikan para nasabah bank tersebut.
Meskipun rincian penipuan ini masih belum jelas, laporan tersebut menyiratkan bahwa Hanes mungkin telah terjerumus ke dalam apa yang disebut oleh regulator AS sebagai “pig-butchering,” yaitu sejenis penipuan di mana korban diminta membawa lebih banyak uang untuk memulihkan aset mereka. Menurut laporan tersebut, penegak hukum memperkirakan bahwa masyarakat telah kehilangan milyaran dolar AS akibat penipuan jenis ini.
Sejak bank tersebut bangkrut, perusahaan lain, Dream First, telah mengambil alih aset perusahaan tersebut. Dana nasabah juga sudah dipindahkan ke bank baru, tidak menimbulkan kerugian. Namun, para pemegang saham tetap mempertahankan reruntuhan perusahaan lama tersebut.
Disclaimer: The information presented in this article is for informational and educational purposes only. The article does not constitute financial advice or advice of any kind. Coin Edition is not responsible for any losses incurred as a result of the utilization of content, products, or services mentioned. Readers are advised to exercise caution before taking any action related to the company.