- Yao Qian dilaporkan sedang diselidiki oleh otoritas China karena pelanggaran hukum.
- Qian memimpin upaya penelitian untuk mengembangkan dan mengeluarkan Yuan digital.
- Hasil penyelidikan Qian masih belum pasti.
Shanghai Securities News melaporkan pada hari Jumat bahwa Yao Qian, otak di balik proyek mata uang digital Bank Sentral China (CBDC), dilaporkan sedang diselidiki oleh pihak berwenang China atas dugaan pelanggaran “disiplin dan hukum”.
Per pernyataan, “Yao Qian, Direktur Departemen Pengawasan Sains dan Teknologi dan Direktur Pusat Informasi Komisi Pengaturan Sekuritas China, dicurigai melakukan pelanggaran disiplin dan hukum yang serius dan saat ini sedang diselidiki oleh Komite Sentral.”
Rincian lebih lanjut mengungkapkan bahwa tinjauan disipliner dilakukan oleh Tim Inspeksi dan Pengawasan Disiplin Komisi Negara untuk Inspeksi Disiplin dalam Komisi Pengaturan Sekuritas China. Selain itu, Komite Pengawas Kota Shanwei di Provinsi Guangdong mengawasi penyelidikan.
Qian, seorang tokoh terkemuka di ruang blockchain, memimpin upaya penelitian di People’s Bank of China (PBOC) untuk mengembangkan dan mengeluarkan Yuan digital. Realisasi proyek ini mendorong negara-negara lain di seluruh dunia untuk mengeksplorasi CBDC.
Pada Mei 2021, mantan kepala penelitian CBDC di PBoC memperkirakan bahwa mata uang digital yang didukung negara akan berevolusi untuk menggabungkan kemampuan “pintar” yang lebih besar. Dia lebih lanjut mencatat bahwa aset ini berpotensi memanfaatkan jaringan blockchain seperti Ethereum.
China meluncurkan Yuan digitalnya pada tahun 2019, muncul sebagai salah satu tes CBDC dunia nyata global paling awal. Selain uji coba domestik, PBoC memulai uji coba CBDC lintas batas bekerja sama dengan bank sentral di Hong Kong, Thailand, dan Uni Emirat Arab pada tahun 2021.
Tindakan ini selaras dengan adopsi “blockchain, bukan crypto” China yang menyeluruh, seperti yang disorot oleh seruan Presiden Xi Jinping untuk adopsi blockchain secara luas pada Oktober 2019. Di sisi lain, pihak berwenang China telah menentang adopsi cryptocurrency, melarang transaksi crypto di China sejak 2021.
Sementara itu, hasil penyelidikan Qian masih belum pasti, karena pengaruhnya terhadap blockchain dan mata uang digital China akan terbukti setelah penyelidikan. Meskipun demikian, perkembangan ini mencerminkan sifat kompleks dalam mengatur pasar teknologi tinggi China yang berkembang.
Disclaimer: The information presented in this article is for informational and educational purposes only. The article does not constitute financial advice or advice of any kind. Coin Edition is not responsible for any losses incurred as a result of the utilization of content, products, or services mentioned. Readers are advised to exercise caution before taking any action related to the company.