- Penjudi Taiwan menghadapi tuntutan karena taruhan crypto pada pemilihan presiden.
- Penjudi menggunakan platform Polymarket dan stablecoin USDC untuk taruhan.
- Kasus ini menyoroti risiko hukum yang terkait dengan perjudian kripto.
Seorang penjudi Polymarket di Taiwan menghadapi konsekuensi hukum karena bertaruh pada hasil pemilihan presiden awal tahun ini.
Individu, bernama Chen, menggunakan situs perjudian Polymarket untuk bertaruh 472,17 USDC pada kemenangan Ke Wenzhe dalam pemilihan presiden dan 60,19 USDC lainnya pada kemampuan Partai Progresif Demokratik (DPP) untuk memenangkan lebih banyak kursi legislatif.
Setelah penyelidikan, pihak berwenang Taiwan menuduh Chen melanggar undang-undang pemilu tetapi menawarinya penuntutan yang ditangguhkan, dengan alasan pengakuan bersalahnya. Penuntutan yang ditangguhkan merinci bahwa antara 12 dan 17 Desember tahun sebelumnya, Chen mengakses Polymarket melalui ponselnya dan memasang taruhannya.
Tindakannya melanggar tindakan yang secara khusus melarang perjudian internet pada hasil pemilu. Selain itu, taruhannya berada di bawah pengawasan “Undang-Undang Penarikan Pegawai Negeri,” yang mengkriminalisasi perjudian pada hasil pemilihan yang melibatkan pejabat publik pusat.
Terlepas dari banyaknya bukti, jaksa mempertimbangkan kurangnya catatan kriminal Chen dan sikap kooperatifnya selama penyelidikan. Akibatnya, Chen diberikan penangguhan penuntutan selama satu tahun, asalkan ia membayar denda 30.000 yuan ke kas publik.
Penuntutan yang ditangguhkan adalah semacam kesempatan kedua bagi pelanggar pertama kali seperti Chen untuk menghindari hukuman segera dengan syarat mengakui kesalahan mereka.
Pada tahun 2019, warga negara AS Eric Behnke, yang mengoperasikan kasino online bernama “Seals with Clubs,” ditangkap dan didakwa mengoperasikan bisnis perjudian ilegal dan pencucian uang. Situs ini memungkinkan pengguna untuk berjudi dengan Bitcoin dan merupakan salah satu yang pertama dari jenisnya untuk menerima cryptocurrency sebagai bentuk pembayaran.
Dengan meningkatnya aset digital, adegan perjudian online telah memperkenalkan kompleksitas dan risiko baru seperti anonimitas dan kemudahan transaksi. Kasus Chen dan Behnke menyoroti bahaya hukum perjudian kripto.
Disclaimer: The information presented in this article is for informational and educational purposes only. The article does not constitute financial advice or advice of any kind. Coin Edition is not responsible for any losses incurred as a result of the utilization of content, products, or services mentioned. Readers are advised to exercise caution before taking any action related to the company.