- Story Protocol mendapatkan pendanaan US$54 juta untuk meluncurkan proyek blockchain.
- Proyek ini bertujuan untuk membantu para pembuat konten mengatasi tantangan teknologi AI.
- Story Protocol akan membangun repositori blockchain untuk melindungi kekayaan intelektual di berbagai bentuk konten.
Perusahaan teknologi yang berbasis di AS, Story Protocol, telah mendapatkan pendanaan sebesar US$54 juta dari konsorsium investor yang dipimpin oleh perusahaan modal ventura terkemuka Andreessen Horowitz untuk meluncurkan proyek blockchain untuk para pembuat konten.
Putaran pendanaan ini juga mencakup kontribusi signifikan dari investor seperti Hashed, Endeavour, Samsung Next, David Bonderman, pendiri TPG Capital dan media 11:11 milik tokoh media Paris Hilton. Bloomberg menangkap perkembangan ini dalam laporan terbarunya.
Menurut laporan tersebut, pemasukan uang tunai dalam jumlah besar akan melambungkan ambisi Story Protocol untuk membantu para pembuat konten mengatasi tantangan teknologi AI generatif.
Selain itu, salah satu Pendiri perusahaan, Jason Zhao, mengungkapkan bahwa dana tersebut akan sangat penting dalam meluncurkan teknologi berbasis blockchain milik perusahaan. Peluncuran proyek yang berfokus pada blockchain ini dijadwalkan pada paruh pertama tahun mendatang.
Khususnya, keterlibatan Andreessen Horowitz dalam investasi ini memiliki keunikan tersendiri. Selain menerima ekuitas di perusahaan, raksasa modal ventura ini juga mendapatkan opsi untuk mengakuisisi token digital jika Story Protocol memutuskan untuk menerbitkannya. Namun, juru bicara Story Protocol mencatat tidak ada rencana konkret untuk menerbitkan kripto.
Selain itu, Story Protocol sedang membangun repositori blockchain untuk melindungi kekayaan intelektual di berbagai bentuk konten. Ini akan mencakup prosa, gambar dan audio.
Menurut laporan tersebut, platform ini akan memberdayakan para pencipta untuk mendaftarkan kreasi mereka ke dalam repositori untuk memanfaatkan aplikasi yang terhubung guna melisensikan karya mereka untuk diterjemahkan, dipisahkan, atau diadaptasi ke dalam media yang berbeda.
Salah satu Pendiri Seung-Yoon Lee juga menawarkan wawasan tentang relevansi proyek blockchain yang diusulkan. Lee menyoroti meningkatnya prevalensi konten remix yang dihasilkan AI dalam waktu dekat. Dia mengutip contoh baru-baru ini tentang lagu viral yang menggabungkan versi artis terkenal Drake yang dihasilkan AI, yang akhirnya ingin ditutup oleh Universal Music Group.
Lee menekankan perlunya menyeimbangkan perlindungan hak kekayaan intelektual dan lanskap pembuatan konten berbasis AI yang terus berkembang.
Disclaimer: The information presented in this article is for informational and educational purposes only. The article does not constitute financial advice or advice of any kind. Coin Edition is not responsible for any losses incurred as a result of the utilization of content, products, or services mentioned. Readers are advised to exercise caution before taking any action related to the company.