- Hingga 50 juta warga Thailand akan menerima pembayaran melalui aplikasi selular.
- Meskipun penundaan mungkin terjadi, Thailand akan melanjutkan skema dompet digital yang direncanakan.
- Apakah teknologi blockchain akan memfasilitasi skema dompet digital masih harus ditentukan.
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin telah menegaskan kembali komitmen pemerintahnya terhadap skema pembagian dompet digital yang ambisius senilai US$14,3 milyar meskipun mengakui kemungkinan penundaan dalam implementasinya.
Menurut laporan lokal, Perdana Menteri Thailand mengonfirmasi potensi penundaan pencairan dana dalam konferensi pers pada hari Jumat. Khususnya, program dompet digital berupaya untuk menstimulasi perekonomian negara yang lesu, yang mencakup 50 juta orang. Masing-masing diharapkan menerima 10.000 mata uang lokal baht, setara dengan US$280.
Sebanyak 50 juta warga Thailand akan menerima pembayaran melalui aplikasi selular. Namun, belum diungkapkan apakah teknologi blockchain, seperti CBDC atau kripto, akan memfasilitasi pemberian uang tunai pada dompet digital. Selain itu, negara ini telah membuktikan pendekatannya yang ramah terhadap aset digital, dengan platform terkemuka seperti Binance mendapatkan izin untuk beroperasi.
Sementara itu, program dompet digital menghadapi pengawasan dan kekhawatiran mengenai model pendanaannya, dan para kritikus menganggapnya tidak bertanggung jawab secara fiskal. Di sisi lain, Perdana Menteri Thavisin menegaskan dalam konferensi pers hari Jumat bahwa pemerintah memiliki data yang mendukung kelangsungan proyek tersebut.
Ia meyakinkan masyarakat bahwa pelaksanaannya akan dikelola secara hati-hati melalui proses yang transparan dan tanpa korupsi. Namun, Thavisin gagal memberikan tanggal peluncuran spesifiknya. Meskipun pemerintah menjadwalkan peluncuran pertamanya pada bulan Februari, para pejabat mengungkapkan bahwa peluncuran tersebut mungkin ditunda setelah bulan Mei.
Perlu disebutkan bahwa pemerintah Thailand akan mengeluarkan biaya sebesar 500 milyar baht untuk bantuan tunai tersebut. Jumlah ini setara dengan sekitar US$14,3 milyar. Menurut Perdana Menteri Srettha, pendanaan akan diperoleh melalui pinjaman satu kali saja.
Selain itu, Thavisin menyebutkan bahwa pemerintah bermaksud mengalokasikan 100 milyar baht untuk dana pengembangan kapasitas guna mendorong otomatisasi dan inovasi industri.
Disclaimer: The information presented in this article is for informational and educational purposes only. The article does not constitute financial advice or advice of any kind. Coin Edition is not responsible for any losses incurred as a result of the utilization of content, products, or services mentioned. Readers are advised to exercise caution before taking any action related to the company.