Kebijakan KYC Binance Dalam Pengawasan Setelah Akun Hamas Ditangguhkan

• Analis kripto Adam Cochran memulai perdebatan di Twitter mengenai kebijakan KYC Binance.
• Cochran menyoroti akun-akun yang mencurigakan, mempertanyakan bagaimana mereka dapat lolos dari KYC Binance yang kuat.
• Kebijakan KYC Binance berbeda-beda di setiap yurisdiksi, KYC internasional lebih lunak, ujar Cochran.

Analis kripto Adam Cochran memicu perdebatan di X (sebelumnya Twitter) mengenai kebijakan kenali pelanggan Anda (KYC) Binance setelah menyoroti akun yang mencurigakan.

Membalas postingan yang menunjukkan akun Binance yang sekarang ditutup yang diduga terkait dengan Gerakan Perlawanan Palestina Hamas, Cochran bertanya bagaimana akun tersebut tidak disadari jika Binance memiliki KYC yang kuat. Beberapa nama yang ditandai menunjukkan bahwa Binance mungkin mengetahui aktivitas mereka, sarannya.

Pengguna lain menjawab bahwa Binance memiliki KYC paling ketat di antara bursa, berdasarkan pengalamannya. Selain itu, ia meninggalkan aplikasi bisnis karena banyaknya dokumen yang diperlukan.

Namun, Cochran mencatat bahwa Binance terbagi menjadi kelompok KYC yang ketat dan lunak tergantung pada yurisdiksinya. KYC internasional tidak ketat, sedangkan AS, Australia dan Jepang menghadapi persyaratan yang lebih ketat.

Binance telah mengambil tindakan untuk membatasi akses ke akun tertentu yang terkait dengan individu yang diduga memiliki koneksi ke Hamas sebagai tanggapan atas permintaan dari penegak hukum Israel.

Unit kejahatan dunia maya Israel, yang bekerja sama dengan Binance, dilaporkan telah berhasil mendapatkan kendali atas beberapa akun kripto yang diyakini terkait dengan organisasi teroris Hamas.

Perlu dicatat bahwa Hamas sebelumnya menganjurkan penggunaan kripto sebagai sarana penggalangan dana. Akun-akun yang dimaksud ternyata berisi kripto yang dikumpulkan melalui upaya penggalangan dana yang dilakukan Hamas di berbagai platform media sosial.