Laura Shin: Peretas Korea Utara yang Terikat dengan Diktator Mengeksploitasi DeFi

Last Updated:
North Korean Hackers Tied With Dictator Are Exploiting DeFi Laura Shin
  • CEO Messari Ryan Selkis men-tweet bahwa dia tidak percaya Korea Utara berada di balik peretasan kripto senilai milyaran dolar AS.
  • Jurnalis kripto Laura Shin menjelaskan bahwa Korea Utara adalah rezim kediktatoran, dan karenanya, peretasan dilakukan oleh pemerintah.
  • ZachXBT baru-baru ini menuduh kelompok peretas yang terkait dengan Korea Utara mencuri dari bursa kripto CoinEx.

Pada tanggal 18 September, Pendiri dan CEO platform penelitian dan data kripto Messari, Ryan Selkis, men-tweet bahwa tidak ada kemungkinan bahwa Korea Utara “bertanggung jawab atas peretasan kripto senilai milyaran dolar AS.” Namun, jurnalis kripto Laura Shin menanggapi tweet tersebut, menjelaskan dinamika kekuasaan dalam “rezim kediktatoran.”

Selkis membagikan foto Korea Utara dari luar angkasa pada malam hari, menyoroti bagaimana negara itu tenggelam dalam kegelapan di tengah negara-negara tetangga yang terang benderang. Dia mengklaim bahwa ada kemungkinan bahwa serangan kripto adalah operasi rahasia yang diatur oleh Korea Utara untuk melarang adopsi kripto di dalam perbatasannya. Shin segera membantah bahwa rezim yang berkuasa adalah penindas terhadap warga negaranya sendiri. Oleh karena itu, peretasan kripto bukanlah pekerjaan warga Korea Utara melainkan dilakukan oleh peretas yang dipekerjakan oleh pemerintah otoriter. Lebih lanjut, dia menekankan,

Tidak setiap hari warga Korea Utara melakukan peretasan ini. Mereka adalah peretas yang bekerja untuk kediktatoran, yang berusaha menghindari sanksi untuk mempertahankan kekuasaannya. Ada listrik untuk kelompok elit kecil itu, tapi tidak untuk orang lain. Itu sebabnya Korea Utara bisa terlihat gelap di malam hari dan juga telah mencuri banyak uang di DeFi.

Beberapa hari yang lalu, detektif internet ZachXBT menuduh Korea Utara meretas bursa kripto CoinEx dan berhasil menggasak US$54 juta. Para peretas yang diidentifikasi sebagai Lazarus Group sebelumnya bertanggung jawab atas sejumlah penipuan.

Menurut laporan terbaru Reuters, peneliti blockchain juga mengindikasikan bahwa peretas yang memiliki hubungan dengan Korea Utara adalah dalang potensial di balik eksploitasi CoinEx senilai US$70 juta. Perusahaan riset blockchain Elliptic telah menyarankan beberapa faktor yang membuktikan keterlibatan Lazarus Group dalam peretasan tersebut. Namun, perwakilan CoinEx menyatakan bahwa “identitas peretas masih diselidiki.”

Disclaimer: The information presented in this article is for informational and educational purposes only. The article does not constitute financial advice or advice of any kind. Coin Edition is not responsible for any losses incurred as a result of the utilization of content, products, or services mentioned. Readers are advised to exercise caution before taking any action related to the company.