- Paul Romer melihat kesalahan serius dalam hype seputar teknologi AI.
- Ekonom menyatakan bahwa AI akan menghadapi kondisi buruk di masa depan, didorong oleh kurangnya data yang cukup.
- Dalam dua tahun, masyarakat akan menyadari hype itu adalah gelembung, kata Romer.
Paul Michael Romer, seorang ekonom Amerika dan pemenang Nobel, baru-baru ini berbagi wawasan tentang potensi risiko teknologi AI. Selama diskusi di Konferensi Investasi Asia di Hong Kong pada hari Rabu, Romer memperingatkan bahwa ruang AI akan menghadapi kondisi buruk di masa depan karena potensi kurangnya data yang memadai.
Menggambar paralel antara gelembung hype crypto sebelumnya dan hype yang berlaku di sekitar AI, Romer berpendapat bahwa komunitas melakukan kesalahan besar. Dia mengutip,
“Saat ini, ada terlalu banyak kepercayaan tentang lintasan masa depan AI. Ketika orang memproyeksikan ini ke depan, saya pikir mereka berisiko membuat kesalahan yang sangat serius.”
Selama beberapa bulan terakhir, banyak ahli telah menyuarakan keprihatinan tentang kecerdasan buatan, menyoroti berbagai aspek. Misalnya, penggunaan AI oleh aktor jahat atau peretas untuk membuat deepfake berbahaya telah menimbulkan kekhawatiran. Selain itu, pakar industri telah memperingatkan terhadap ancaman serius alat AI yang menggusur karyawan manusia.
Pada tahun 2022, teknologi AI mendapatkan popularitas luas dengan diperkenalkannya ChatGPT OpenAI. Para pemimpin industri seperti Microsoft, Alibaba Group Holding Ltd., Nvidia, dan lainnya telah banyak berinvestasi dalam daya komputasi dan kemampuan cloud.
Namun, Romer memperingatkan bahwa penerimaan dan utilitas teknologi saat ini tidak akan bertahan. Dia menyatakan bahwa dalam dua tahun, masyarakat akan menyadari bahwa AI terlalu dibesar-besarkan dan bahwa “itu benar-benar gelembung.” Ia menambahkan,
“Kami mendapat manfaat dari peningkatan komputasi dan menyerap banyak data. Meningkatkan skala komputasi cukup mudah. Hanya lebih banyak mesin, lebih banyak chip. Tapi apa yang akan terjadi adalah kita tidak akan memiliki cukup data. “
Selain itu, Romer membandingkan AI dengan kendaraan otonom. Meskipun perusahaan seperti Tesla telah menjanjikan mobil yang sepenuhnya otomatis, masalah keandalan dan skenario edge-case dari sistem otomasi mereka telah menghambat realisasi janji tersebut.
Disclaimer: The information presented in this article is for informational and educational purposes only. The article does not constitute financial advice or advice of any kind. Coin Edition is not responsible for any losses incurred as a result of the utilization of content, products, or services mentioned. Readers are advised to exercise caution before taking any action related to the company.