- Pekerja TI Korea Utara menyusup ke proyek kripto menggunakan identitas palsu.
- Dana yang dicuci melalui bursa terdesentralisasi membiayai program militer Korea Utara.
- FBI dan Departemen Keuangan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan kripto yang terlibat.
Korea Utara diam-diam menyusup ke sektor cryptocurrency dengan menyamar warganya sebagai pekerja TI dan menggunakan taktik menipu lainnya untuk menyalurkan dana ke program militer rezim.
Temuan ini muncul ketika pihak berwenang AS meningkatkan pengawasan terhadap bursa terdesentralisasi (DEX) yang terlibat dalam kegiatan yang mencurigakan.
Investigasi menunjukkan bagaimana Korea Utara, yang dikenal karena mengeksploitasi kerentanan dalam sistem cryptocurrency, sekarang memangsa sifat sektor yang terdesentralisasi dan sebagian besar tidak diatur. Sumber mengatakan pekerja TI yang berafiliasi dengan DPRK telah memalsukan dokumen untuk mendapatkan akses ke proyek blockchain profil tinggi yang tidak terdeteksi.
Banyak perusahaan kripto, termasuk perusahaan rintisan, tanpa sadar telah mempekerjakan pekerja ini, memungkinkan Korea Utara untuk mengalihkan jutaan dolar ke organisasi yang dikelola negaranya.
Platform DeFi Sangat Rentan
Dengan menyamar sebagai pekerja lepas, para pekerja ini telah mendapatkan pekerjaan di jaringan blockchain utama seperti Cosmos Hub dan Fantom. Pihak berwenang melacak dana ini kembali ke entitas yang dikenai sanksi yang terkait dengan Korea Utara.
Ketika Departemen Keuangan AS dan regulator global lainnya mengintensifkan penyelidikan mereka, tanpa sadar mempekerjakan pekerja Korea Utara dapat mengakibatkan hukuman berat bagi perusahaan-perusahaan kripto ini.
Baca juga: Penipuan Crypto Merugikan Orang Amerika $5,6 Miliar pada 2023: Laporan FBI
Laporan menunjukkan dana terlarang mendukung program nuklir dan senjata Korea Utara. FBI mengatakan platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) sangat rentan terhadap infiltrasi ini, dengan peretas Korea Utara sering menargetkan mereka untuk mencuri cryptocurrency, memperburuk masalah.
Penyerang Korea Utara Menggunakan Peretasan Rekayasa Sosial yang Kompleks
FBI baru-baru ini memperingatkan bahwa peretas Korea Utara menargetkan karyawan perusahaan kripto untuk mencuri aset melalui serangan rekayasa sosial yang “kompleks”.
Baca juga: FBI Peringatkan Peretas Korea Utara yang Menargetkan Perusahaan Crypto
Dalam pemberitahuan yang dirilis pada 3 September 2024, FBI merinci potensi ancaman serangan malware oleh peretas Korea Utara yang menargetkan bursa kripto, ETF, dan platform DeFi. Badan tersebut juga menyoroti skema terperinci yang digunakan peretas ini untuk menyebarkan malware canggih ke sistem pengguna dan mencuri aset kripto dalam jumlah besar.
Eksploitasi Korea Utara terhadap industri kripto terdesentralisasi merupakan peringatan serius bagi semua pemangku kepentingan.
Disclaimer: The information presented in this article is for informational and educational purposes only. The article does not constitute financial advice or advice of any kind. Coin Edition is not responsible for any losses incurred as a result of the utilization of content, products, or services mentioned. Readers are advised to exercise caution before taking any action related to the company.