Uni Eropa Ditakdirkan Untuk Memberlakukan Hukum AI Meskipun Masih Ada Keraguan

Last Updated:
Uni Eropa Ditakdirkan Untuk Memberlakukan Hukum AI Meskipun Masih Ada Keraguan
  • Uni Eropa sedang dalam tahap akhir memberlakukan Undang-Undang AI.
  • Anggota Parlemen Eropa, Eva Maydell, mengatakan bahwa mereka meletakkan visi Eropa bersama untuk masa depan teknologi.
  • Menurut Luiza Jarovsky, ada manfaat potensial yang terkait dengan implementasi undang-undang AI.

Sebuah laporan oleh ABC News menyatakan bahwa anggota parlemen di Parlemen Eropa siap untuk memilih mendukung Undang-Undang Kecerdasan Buatan, lima tahun setelah pertama kali diusulkan. Pemungutan suara akan berlangsung pada 13 Maret.

Selain itu, kerangka peraturan dapat berfungsi sebagai model untuk wilayah lain, mempromosikan standar global untuk tata kelola AI. Uni Eropa adalah pemain penting di arena internasional, dan pendekatannya terhadap peraturan AI dapat memengaruhi wacana global tentang penggunaan teknologi AI yang bertanggung jawab.

Laporan Bloomberg memberikan bukti bahwa memang masih ada beberapa skeptisisme tentang pemberlakuan undang-undang AI. Pemerintah Prancis dan Jerman menolak beberapa gagasan paling ketat untuk mengatur AI generatif, dengan alasan bahwa aturan tersebut akan merugikan startup Eropa seperti Mistral AI Prancis dan Aleph Alpha GmbH Jerman.

Bertentangan dengan keraguan yang masih ada ini, Luiza Jarovsky, CEO Implement Privacy, sebuah organisasi privasi dan AI, menyatakan pendapatnya tentang keuntungan yang akan diberikan oleh tata kelola AI. Dia mengatakan dari sudut pandangnya bahwa revolusi profesional seputar AI akan mirip dengan apa yang terjadi di bidang privasi &; perlindungan data. “Dalam beberapa tahun terakhir, bidang ini telah tumbuh, matang, dan terspesialisasi sehingga selalu ada lowongan pekerjaan baru di berbagai posisi yang berbeda. Saya pikir ini akan terjadi di bidang AI juga.”

Lebih lanjut, Eva Maydell, anggota Parlemen Eropa, mengatakan, “Kami meletakkan visi Eropa bersama untuk masa depan teknologi ini: di mana AI lebih demokratis dan aman.” Ini karena undang-undang akan mengakhiri penggunaan AI untuk mendeteksi emosi di tempat kerja dan sekolah, serta membatasi bagaimana hal itu dapat digunakan dalam situasi berisiko tinggi seperti berurusan dengan aplikasi pekerjaan.

Disclaimer: The information presented in this article is for informational and educational purposes only. The article does not constitute financial advice or advice of any kind. Coin Edition is not responsible for any losses incurred as a result of the utilization of content, products, or services mentioned. Readers are advised to exercise caution before taking any action related to the company.