Laporan: 40 Negara Akan Menandatangani Ikrar untuk Tidak Membayar Uang Tebusan bagi Penjahat Dunia Maya

Last Updated:
DPRK Hackers Use Russian Exchanges to Launder  $21M from Harmony: Data
  • Empat puluh negara dalam aliansi yang dipimpin AS berencana menandatangani perjanjian untuk tidak pernah membayar uang tebusan kepada penjahat dunia maya.
  • Aliansi ini akan berupaya berbagi informasi tentang dompet digital yang terkait dengan serangan ransomware.
  • Negara-negara mitra juga akan berkontribusi pada “daftar hitam” yang berisi dompet digital teridentifikasi yang terkait dengan serangan tersebut.

Empat puluh negara dalam aliansi yang dipelopori oleh Amerika Serikat berencana untuk menandatangani janji untuk tidak pernah membayar uang tebusan kepada penjahat dunia maya, dan berupaya menghilangkan sumber pendapatan para peretas, lapor Reuters, mengutip seorang Pejabat Senior Gedung Putih.

Aliansi tersebut, yang dijuluki International Counter Ransomware Initiative, berupaya melawan penyebaran kejahatan dunia maya di seluruh dunia. Negara-negara mitra akan berupaya menghilangkan pendanaan penjahat melalui pertukaran informasi yang lebih baik tentang rekening pembayaran uang tebusan.

Selain itu, “daftar hitam” akan dibuat agar negara-negara tersebut dapat berbagi rincian tentang dompet digital yang digunakan untuk pembayaran ransomware. Demikian pula, aliansi ini akan menggunakan kecerdasan buatan untuk melacak dan mengidentifikasi pergerakan dana terlarang di blockchain.

Laporan tersebut mencatat bahwa Amerika Serikat adalah negara yang paling terpukul oleh kejahatan dunia maya, dengan 46 persen dari seluruh serangan ransomware terjadi, berdasarkan pernyataan dari Anne Neuberger, Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS di pemerintahan Biden untuk bidang dunia maya dan teknologi baru.

Menurut Neuberger, selama aliran uang terus mengalir ke penjahat dunia maya, serangan akan terus meningkat. Peretas sering kali memeras uang dari korbannya, bisa individu atau perusahaan, melalui ancaman. Ancaman tersebut dapat terkait dengan data sensitif pribadi atau perusahaan yang dapat menyabotase korban.

Berdasarkan laporan tersebut, ratusan perusahaan menjadi korban setiap tahun, dengan yang terbaru adalah serangan terhadap operator kasino MGM Resorts dan pembuat produk pembersih Clorox. Laporan tersebut menyatakan bahwa kedua perusahaan tersebut belum pulih dari serangan tersebut. Sementara itu, perusahaan analitik blockchain Chainalysis pada bulan Juli melaporkan lonjakan volume pembayaran kripto yang terkait dengan serangan ransomware. Perusahaan analitik tersebut mencatat bahwa volume pembayaran berada di jalur yang tepat untuk menjadi total tahunan terbesar kedua yang pernah tercatat.

Disclaimer: The information presented in this article is for informational and educational purposes only. The article does not constitute financial advice or advice of any kind. Coin Edition is not responsible for any losses incurred as a result of the utilization of content, products, or services mentioned. Readers are advised to exercise caution before taking any action related to the company.